Apa itu Baterai Sel Basah?
Baterai adalah perangkat yang menghasilkan arus listrik melalui reaksi kimia. Meskipun baterai modern pertama dikembangkan pada abad ke-19, terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa baterai sel basah mentah diproduksi setidaknya 2000 tahun yang lalu di Mesopotamia. Sesuai dengan namanya, baterai sel basah menggunakan media cair yang mengandung elektrolit untuk memicu reaksi kimia. Misalnya, dalam baterai asam timbal, larutan elektrolit cair yang mengandung 65 persen air dan 35 persen asam sulfat bersentuhan dengan pelat logam timbal dan timbal oksida. Ketika baterai dihubungkan, asam berikatan dengan pelat dalam suatu reaksi yang juga mengirimkan arus listrik melalui sirkuit yang terpasang. Jika baterai dapat diisi ulang dengan mengalirkan arus balik, memisahkan asam dari pelat, maka baterai tersebut dikatakan baterai sekunder, atau dapat diisi ulang. Jika tidak, jika tidak dapat diisi ulang, itu adalah baterai utama. Jika baterai menggunakan bahan yang pucat dan tidak terlalu lembab dibandingkan larutan cair, maka baterai disebut sel kering.
Membuat Baterai
Banyak anak sekolah membuat baterai sel basah dasar setiap tahun dari bahan-bahan sehari-hari yang dapat ditemukan di rumah mana pun. Larutan elektrolitnya adalah cairan umum dengan pH tidak netral, seperti jus jeruk (lemon atau jeruk nipis bisa digunakan) atau cuka untuk asam, atau amonia sebagai basa. Bahan penting lainnya untuk membuat sel basah adalah dua logam, yang masing-masing kehilangan elektron dengan laju berbeda. Aluminium foil, yang mudah kehilangan elektron, menjadi terminal negatif, atau anoda. Kawat tembaga, jika tidak, menjadi terminal positif atau katoda. Tempatkan kedua logam ini ke dalam cairan elektrolit dengan logam yang cukup terbuka untuk menghubungkan kabel suatu rangkaian. Jika logam dikontakkan dengan terminal ammeter DC, muatan listrik kecil akan tercatat.
Aplikasi
Baterai sel basah sederhana yang dibuat oleh anak sekolah tidak terlalu bertenaga dan tidak banyak diterapkan di dunia nyata. Namun, karena kandungan cairannya, baterai sel basah bisa menjadi rapuh dan sulit untuk diangkut. Selain itu, jika mengandung bahan kaustik seperti asam, dapat berbahaya. Aki sel basah yang paling umum digunakan secara luas adalah aki mobil, yang mengandung larutan asam sulfat. Inilah yang disebut asam aki, yang merupakan aspek paling berbahaya dari membuka segel atau membuang aki mobil. Asam sulfat tidak hanya dapat menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan menghasilkan asap yang mengiritasi, timbal yang digunakan pada terminal baterai juga beracun. Saat ini, aki mobil merupakan variasi dari sel basah yang disebut sel gel. Dalam baterai ini, larutan asam sulfat dicampur dengan silika untuk menghasilkan bahan seperti gel dan tidak bergerak. Akibatnya, baterai cenderung tidak menimbulkan korosi atau menumpahkan bahan berbahaya jika terbalik atau pecah karena kecelakaan. Ini juga tahan lebih lama karena gelnya tidak menguap dan bisa diisi ulang.